Sukses Saat Perang di Libya, Drone Turki Makin diminati Dunia
Seribupena.com - Setelah melewati masa-masa sulit dalam pengamanan rakyat Libya, Turki berhasil menjadi negara yang mampu menggempur lawan dengan drone perang buatan lokal negaranya.
Keberhasilan itu pun, disambut antusias oleh negara-negara lain. Pasalnya, Tukri dengan peralatan canggih drone buatannya sendiri, mampu mengimbangi kekuatan lawan perangnya.
Keberhasilan dalam perang itu pun memacu turki untuk terus mengembangkan peralatan Perangnya. Baru-baru ini, Baykar Makina menyebut dalam Twitternya bahwa kini Turki sudah memasuki uji coba tahap tes identifikasi sistem untuk drone perang baru buatannya.
Berikut tweet cupikan Baykar sebagaimana dikutip seribupena.com “Hari ini, kami berhasil menyelesaikan Tes Identifikasi Sistem yang Dikembangkan dengan #AKINCI PT-2,” kata Baykar Makina di Twitter.
Keberhasilan itu pun, disambut antusias oleh negara-negara lain. Pasalnya, Tukri dengan peralatan canggih drone buatannya sendiri, mampu mengimbangi kekuatan lawan perangnya.
Keberhasilan dalam perang itu pun memacu turki untuk terus mengembangkan peralatan Perangnya. Baru-baru ini, Baykar Makina menyebut dalam Twitternya bahwa kini Turki sudah memasuki uji coba tahap tes identifikasi sistem untuk drone perang baru buatannya.
Berikut tweet cupikan Baykar sebagaimana dikutip seribupena.com “Hari ini, kami berhasil menyelesaikan Tes Identifikasi Sistem yang Dikembangkan dengan #AKINCI PT-2,” kata Baykar Makina di Twitter.
Lebih lanjut, Baykar menambahkan bahwa
setiap tes uji coba yang berhasil diselesaikan tentu membawa #AKINCI atau drone perang Turki selangkah lebih dekat ke sebuah misi yakni bebas dan mandiri di langit negaranya.
Turki sendiri bercita-cita akan memperkuat semua dronenya dengan sumber daya negaranya sendiri. Itulah jargon mandiri di langit sendiri selaku digaungkan. Negara Turki tidak akan bergantung lagi pada pihak asing dari segi sumber daya perang.
Usai tes yang dijalani Drone Turki tersebut, Chief Technology Officer (CTO) Baykar Selçuk Bayraktar juga membagikan visual tes terbaru di akun Twitter-nya dan memberikan keterangan berikut.
“Mungkin sudah terbiasa, tapi kegembiraan kami, adrenalin, stresnya sama seperti di hari pertama ( saat kami memulai pengembangan Drone pertama kali)” kata Bayraktar.
Pada Prototipe kedua ini, Turki kembali menyelesaikan uji terbang pertamanya pada Agustus di Komando Pangkalan Bandara Çorlu, di provinsi Tekirdağ barat laut.
CTO pada bulan lalu telah mengatakan bahwa perusahaannya akan segera memulai produksi massal UCAV buatan dalam negeri.
Selain itu, Akıncı atai drone perang turki itu diharapkan sudah masuk dalam inventaris pasukan keamanan Turki tahun ini. Dari segi kecanggihannya, Drone ini dapat terbang selama 24 jam dan memiliki ketinggian layanan 40.000 kaki (12.192 meter), lebar sayapnya 20 meter dan kapasitas untuk membawa beban mencapai 1.350 kilogram (2.976 pon).
Turki sendiri bercita-cita akan memperkuat semua dronenya dengan sumber daya negaranya sendiri. Itulah jargon mandiri di langit sendiri selaku digaungkan. Negara Turki tidak akan bergantung lagi pada pihak asing dari segi sumber daya perang.
Usai tes yang dijalani Drone Turki tersebut, Chief Technology Officer (CTO) Baykar Selçuk Bayraktar juga membagikan visual tes terbaru di akun Twitter-nya dan memberikan keterangan berikut.
“Mungkin sudah terbiasa, tapi kegembiraan kami, adrenalin, stresnya sama seperti di hari pertama ( saat kami memulai pengembangan Drone pertama kali)” kata Bayraktar.
Pada Prototipe kedua ini, Turki kembali menyelesaikan uji terbang pertamanya pada Agustus di Komando Pangkalan Bandara Çorlu, di provinsi Tekirdağ barat laut.
CTO pada bulan lalu telah mengatakan bahwa perusahaannya akan segera memulai produksi massal UCAV buatan dalam negeri.
Selain itu, Akıncı atai drone perang turki itu diharapkan sudah masuk dalam inventaris pasukan keamanan Turki tahun ini. Dari segi kecanggihannya, Drone ini dapat terbang selama 24 jam dan memiliki ketinggian layanan 40.000 kaki (12.192 meter), lebar sayapnya 20 meter dan kapasitas untuk membawa beban mencapai 1.350 kilogram (2.976 pon).
Akıncı atau drone tersebut sudah dilengkapi dengan radar active electronically scanned array (AESA) buatan lokal, rudal udara-ke-udara Gökdoğan, Bozdoğan.
Drone tersebut dapat meluncurkan beberapa jenis amunisi buatan lokal, seperti standoff missiles (SOM). Berita mengenai masuknya UCAV ke dalam inventaris Kemanan Turki, serta isu produksi massal telah menarik minat para penggemar pertahanan baik di Turki maupun di luar negeri.
Pesawat tak berawak ini mendapatkan ketenaran di seluruh dunia setelah dioperasikan di Suriah, Libya dan Azerbaijan, membuka jalan bagi lebih banyak kesepakatan ekspor untuk Baykar.
Drone tersebut dapat meluncurkan beberapa jenis amunisi buatan lokal, seperti standoff missiles (SOM). Berita mengenai masuknya UCAV ke dalam inventaris Kemanan Turki, serta isu produksi massal telah menarik minat para penggemar pertahanan baik di Turki maupun di luar negeri.
Pesawat tak berawak ini mendapatkan ketenaran di seluruh dunia setelah dioperasikan di Suriah, Libya dan Azerbaijan, membuka jalan bagi lebih banyak kesepakatan ekspor untuk Baykar.
Sumber : DailySabah