Contoh Review Buku yang Baik dan Benar
Dalam artikel ini diulas contoh review buku dan cara menulis Review Buku bagi pemula. Silakan baca sampai habis dan semoga tercerahkan dengan ulasan di artikel ini.
Pekerjaan menulis review buku sebetulnya bisa dikata mudah bagi sebagian
orang. Sebab, kadang orang yang sudah terbiasa, sekali membaca buku sudah
langsung mendapatkan inspirasi apa yang harus ditulisnya.
Namun, sebagian orang merasa kesulitan. Hal tersebut dikarenakan faktor
kebiasaan. Karena belum terbiasa akhirnya harus dilatih terlebih
dahulu.
Nah, Kali ini saya akan berbagi tulisan tentang
cara menulis review buku yang baik menurut Adiba Jaigirdar.
Namun, sebelum itu, sebaiknya memahami dulu apa itu review. Sehingga
teman-teman tidak keliru saat melakukan review ke depannya.
Definisi Review dan Ulasan
Kosa kata Review sebetulnya berasal dari dua suku kata. Re dan View.
Re= Kembali/Ulang
View = Pandangan, Sudut Pandang.
Maka, secara singkat, definisi review artinya membahas kembali sesuatu dengan sudut pandang tertentu.
Dalam kamus Bahasa Inggris, Review artinya mengomentari, mengkritik,
menganalisis, memahami, mengobservasi.
Dalam bahasa Indonesia tidak dikenal kosakata review. Yang ada adalah
ulasan, yang dimaknai kupas, tafsiran, komentar.
Nah, dari definisi di atas bisa dipahami bahwa
review buku
sama dengan memberikan komentar terhadap suatu karya atau buku dengan
analisis dan observasi berdasarkan sudut pandang pribadi. Pandangan itu
tentunya disertai bukti akurat yang mendukung pandangan itu sendiri.
Contoh sederhana melakukan review, misal kita dimintai tanggapan atas satu
buku. Lalu dengan membacanya kita kemudian menghakimi buku itu bagus atau
jelek.
Ketika kita katakan buku itu bagus, maka komentar bagus itu harus disertai
alasan logis. Bagusnya dimana dan dari aspek apa saja.
Misal bagus dari aspek teknis menulisnya, bagus dari teknis penyajian
cerita, bagus dari aspek pemilihan nama tokoh, bagus dari aspek pemilihan
tema, bagus dari segi diksi atau bagus dalam aspek lainnya.
Tentunya dalam me-review, seseorang punya kebebasan mau memberikan komentar
dalam aspek apa saja. Selama itu berkaitan dengan topik yang dibahas.
Yang jelas, ketika seorang menulis review atau mengomentari suatu karya
harus pula menyertakan alasan logis. Sehingga komentar bagus disertai bukti
alasan-alasan kuat.
Nah, bagi teman-teman pelajar, blogger pemula atau pengguna Goodread,
menulis review buku adalah keterampilan yang penting yang
harus dimiliki!
Cara Menulis Review Buku
Berikut ini langkah bagaimana cara Menulis review buku
yang bisa dijadikan inspirasi, terutama yang ingin juara menulis review buku.
1. Tulisan ringkasan tentang bukunya
Dalam menulis ringkasan cukup mengambil gambaran umum dari buku tersebut.
Sangat disarankan tidak mengulas sangat rinci. Karena jangan sampai malah
membocorkan semua naskah buku.
Ringkasan buku ini hanya sekadar cuplikan saja. Kalau dalam film mungkin trailernya saja.
Mengapa perlu menulis ringkasan?
Nah, fungsinya adalah ketika membahas lebih dalam, pembaca review kitasudah punya pijakan dari awal informasi tentang buku tersebut.
Ketika menyentil hal lebih rinci, pembaca sudah paham apa yang dimaksud okeh penulis.
Ringkasan ini kalau diibaratkan sebagai pondasi pengetahuan. Pertanyaan mendasar dari sebuah ringkasan misal, buku itu tentang apa? Hati-hati membocorkan ending cerita dalam sebuah naskah. Jatuhnya jadi spoiler.
Ringkasan buku ini hanya sekadar cuplikan saja. Kalau dalam film mungkin trailernya saja.
Mengapa perlu menulis ringkasan?
Nah, fungsinya adalah ketika membahas lebih dalam, pembaca review kitasudah punya pijakan dari awal informasi tentang buku tersebut.
Ketika menyentil hal lebih rinci, pembaca sudah paham apa yang dimaksud okeh penulis.
Ringkasan ini kalau diibaratkan sebagai pondasi pengetahuan. Pertanyaan mendasar dari sebuah ringkasan misal, buku itu tentang apa? Hati-hati membocorkan ending cerita dalam sebuah naskah. Jatuhnya jadi spoiler.
2.Pilih Aspek Terpenting
Tentu kita menyadari tidak semua isi buku kita jabarkan. Dalam menulis review
buku, teman-teman harus jeli melihat bagian paling penting. Nah, tugas
teman-teman adakah mencari aspek terpenting dalam buku.
Dalam buku karya fiksi misalnya, review buku dimulai dengan melihat aspek terpenting seperti genre, plot, alur.
Kemudian berikan tanggapannya atas hal-hal tersebut. Misalnya bagaimana dengan genre buku tersebut? Apakah plot ceritanya bagus? Lalu bagaimana penyajian alur cerita dalam buku?
Nah, dari sini banyak sekali komentar yang bisa diberikan. Tentunya ini masih pada tataran review teknis, merujuk pada kualitas penulis meramu bukunya.
3. Cantumkan Kutipan Singkat sebagai Contoh
Biasanya, dalam buku tersebut ada nilai yang bisa dijadikan kutipan.
Misal dalam karya fiksi, banyak dialog atau deskripsi tertentu yang punya nilai, bahkan ada kutipan yang sangat mewakili isi naskah.
Nah, silakan dikutip dan berikan tanggapan atas kutipan itu. Lalu kaitkan dengan karakter dalam cerita. Apakah kutipan lucu, inspiratif atau kutipan lainnya punya nilai lebih atau tidak. Berikan tanggapannya.
Perlu dicatat bahwa dalam mengambil kutipan jangan sampai terlalu panjang. Karena nanti kutipan malah menutupi ulasan yang dibuat.
Ingat kembali fungsi utama review adalah memberikan tanggapan pada sebuah
karya. Bagus atau jelek terserah teman-teman. Namanya juga tanggapan/review.
4. Ambil Buku Sejenis Sebagai Pembanding
Kadang dalam memberikan tanggapan atau mereview tidak elok buku tersebut hanya
ditanggapi subjektif. Perlu mungkin ada perbandingan dengan buku lain
sejenis.
Misal dalam buku karya kang Abik, Bumi Cinta. Apakah ada buku lain yang punya tema cerita yang sama? Nah, di sini banyak yang bisa dikomentari.
Apakah temanya mirip atau bisa juga membandingkan beberapa tokoh yang
memiliki kemiripan prinsip atau seperti apa. Intinya komentari saja keduanya
sebagai bahan perbandingan.
5. Tulislah kesimpulan yang merangkum secara singkat komentar kamu
Nah, sebagai pembelajaran, saya akan tampilkan contoh review buku dari seorang
penulis cerpen Ibu Darmawati. Dalam koran Gorontalo Post edisi sabtu 17 juli
202 dengan judul Bers(emb)unyi
di Balik Kata
Alasan mengapa saya mengambil contoh review bu Darma, karena secara kualitas
beliau memang sudah lama dan senior dalam dunia kepenulisan. Karyanya juga
banyak terbit dalam bentuk buku dan di koran-koran nasional.
Baca juga : Testimoni Mosehat dan Manfaat Mosehat Tanpa Efek Samping
Contoh Review Buku
Contoh review buku
di bawah ini adalah tulisan ibu Darmawati Majid yang terbit di koran
Gorontalo Post.
Contoh Review Buku yang bagus tulisan Bu Darmawati |
Manusia sering melarikan diri kepada puisi, barangkali ketika kenyataan begitu berat diterima, tetapi tak cukup berani diakui secara gamblang. Puisi pun dijadikan tempat bersembunyi yang nyaman.
Di dalamnya, duka lara diselipkan di helai-helai kata, berharap tak seorang mampu menemukannya hingga akhirnya turut bersedih. Demikianlah apa yang saya rasakan saat membaca puisi-puisi Lala Larasati dalam buku kumpulan puisinya yang berjudul Ingatan Sebelum Tidur.
Ada kepahitan, percakapan, pertanyaan yang diendapkan dengan begitu baik. Meskipun berceloteh perihal kenangan, kata-kata dalam puisi-puisi di buku ini tak lantas jadi kesan cengeng, apalagi
picisan. Kenangan yang Lala bahas tidak serta-merta menjadikan puisinya seperti itu. Malah, kita bisa jadi terkesima.
Baca saja puisi berjudul Satu Hari Sepulang Kerja (hlm.14), sebuah kisah kasih tak sampai yang disampaikan dengan cara pandang baru. Kenangan tidak melulu tentang seseorang yang pernah dan masih kita cintai. Ia bisa mewujud kerinduan terhadap sosok ayah yang duluan berpulang. Seperti puisi berikut.
Di sebuah gubuk,
Ibu menjelma anak.
Anak menjelma ayah.
Ayah menjelma pusara.
Lalu, pada tubuh Ibu,
hitam menjelma perak.
kencang menjelma kerut,
ingat menjelma lupa.
Puisi yang diberi judul Gubuk Ibu ini bercerita mengenai kehilangan ayah yang tidak klise. Ayah menjelma pusara, lalu ketuaan yang mendera Ibu dalam hitam (rambut) menjelma perak (uban), kencang (kulit) menjelma kerut, dan ingat menjelma lupa (pikun).
Dari ketiga genre dalam sastra, puisi adalah yang paling sulit dibuat. Jangan terkecoh pada bentuknya yang pendek. Puisi bukan perkara lihai atau tidak lihai dalam meramu rima yang senada, apalagi sekadar memasang frase canggih atau metafora ganjil di sana-sini, melainkan kemampuan mengantar pembaca pada momen puitik tertentu: merenung, bergembira, berduka, tercerahkan.
Momen itu bisa hadir entah melalui metafora, maupun dengan kata sehari-hari. Pada titik itulah, puisi-puisi Lala patut diperhitungkan. Puisi-puisinya beralih dari ekspresi-ekspresi liris, perlahan menjalin cerita kadang pedih, tetapi terasa kejujurannya. Puisi-puisinya tentang perbedaan keyakinan misalnya, disajikan dengan lugas, tetapi tidak menanggalkan sifat puisi.
Sebab katamu, meski saling, kita nyatanya hanya sepasang yang harus saling
bersilangan
Putus cinta karena berbeda keyakinan bukan perkara baru. Kita yang bermukim di Gorontalo-Manado, banyak mendengar-melihat hal seperti itu. Vicky Salamor membuat kisah itu semakin mengenaskan dalam lagunya, Cinta Beda Agama. Puisi Lala banyak menyuarakan itu:
Di Tengah Jalanan Lengang Aku Mengingatmu; Sepertiga Malam; Di Persimpangan; Hanyut; Menanti; Sepi, Menyepi Menepi;
Di Hari Perpisahan(ku); dan Doa, termasuk nukilan puisi Mengenang Bulan (hlm. 12) tersebut.
Ketika tiba di halaman terakhir buku ini, Anda bisa saja terbawa pada kesimpulan, cinta tak akan pernah habis dibahas juga dipuisikan. Atau bisa jadi Anda malah lebih memilih merenung, bergembira, berduka, dan tercerahkan bersama puisi-puisi Lala, atau malah bersunyi-sunyi dalam duka pribadi.
Saya sendiri jadi teringat kata-kata bijak, “Jangan takut mencintai, karena konon lebih baik mencintai lalu patah hati, daripada tidak pernah merasakannya sama sekali.”
Buktinya, patah hati bisa jadi royalti seperti kisah-kisah yang menjelma jadi lembar-lembar puisi yang menyusun buku ini, meski saya tidak bisa mengatakan puisi-puisi ini pengalaman nyata penulisnya (Anda bisa menanyakannya langsung ketika bertemu penulisnya kelak).
Saya seorang yang selalu gagal membikin puisi, sehingga ketika ada seseorang yang mampu membuat puisi-bagus pula, saya takjub. Perkara bagus-menurut-saya-tetapi-tidakmenurut-kalian-itu persoalan lain. Kita bisa bicarakan lain waktu.
Barangkali ketika wabah ini sudah pergi sehingga kita dapat berdiskusi panjang
lebar dalam bergelas-gelas kopi. Intinya, siapa pun yang bisa mencipta puisi
dan berhasil tidak menjadikan kata-kata di dalamnya garing, ia patut
diberi jempol. Dengan tulus.
Baiklah teman-teman. Mungkin itu saja yang bisa saya share tentang cara dan contoh review buku. Semoga bermanfaat. Silakan baca juga artikel terbaru tentang Laptop Bisnis Terbaik.
Referensi : Koran Elektronik Gorontalo Post Edisi 17 Juli 2021
Artikel lainnya :
- contoh review buku pdf
- contoh review buku tugas kuliah
- contoh review buku pelajaran
- contoh review buku per bab pdf
- tugas review buku
- contoh review buku ilmiah
- contoh review buku lengkap
- contoh review buku cerita