Tips Mudah Menemukan Ide Menulis Berita Bagi Pemula
Artikel ini akan mengulas panjang tentang tips menemukan ide menulis berita. Tips ini cocok buat kamu yang sedang belajar tentang dunia jurnalisme. Semoga membantu meningkatkan bakat menulismu ya.
***
Seribupena.com - Alasan klasik yang biasanya menjadi alasan pamungkas bagi jurnalis ataupun wartawan pemula adalah sulitnya menemukan ide.Padahal, ide bisa ditemukan dimana saja, kapan saja, tanpa harus menunggu kejadian besar baru bisa melahirkan berita.
Misalnya kebakaran, barulah kita bergerak untuk turun liputan. Lantas bagaimana jika tidak ada kebakaran, berarti kita nganggur dong?
Nah Jika kita selalu menunggu kejadian, maka sampai kapan pun kita akan menjadi wartawan pasif yang mati karena kehilangan kreatifitas menulis.
Sebenarnya, ada banyak cara yang bisa kita lakukan agar bisa menemukan ide berita yang ingin kita tulis.
Misalnya pergi ke pasar, pergi ke sentral berkawan dengan sopir angkot, penjual es atau bahkan peminta-minta di jalanan. Dari situ kita bisa menemukan banyak ide berita. Selain itu kita juga bisa mempersempit berita nasional ke tingkatan lokal.
Berikut ini langkah bagaimana menemukan ide menulis berita:
Teknik menemukan ide menulis itu adalah jalan-jalan santai. Ketika jalan-jalan, maka kita akan disuguhkan banyak fakta di lapangan.
Dari fakta itu akan terakumulasi menjadi fakta yang layak untuk disajikan dalam tulisan.
Cara ini sudah pernah diterapkan pula oleh penulis hebat seperti Gol A Gong. Menurut pengalamannya, dia banyak menemukan ide menulis dari setiap perjalanan.
Gaya menulis itu sudah menjadi bukunya yang berjudul, “TE-WE” yang berarti Travel Writer,
Dalam buku itu dia menjelaskan tentang proses kreatif menemukan ide untuk menulis.
Mulai dari ketemu dengan satpam Malaysia yang menganggapnya remeh bahkan mengira dia seorang pengemis. Sampai dengan cerita kehilangan kamera dalam perjalanan.
Semua kejadian dan pengalaman di perjalanan ditulis ketika dia waktu luang. Inilah sebenarnya gaya yang perlu ditiru. Ya meskipun tidak sepenuhnya bisa pas dengan masing-masing orang.
“Kalau terkena penyakit writer block, coba keluar dan temukan ide di jalanan” Terangnya saat memberikan materi pada agenda sehari menulis bersama Gol A gong, di ruang sidang Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo (2011).
Dari sini kita bisa memahami bahwa kebuntuan ide dalam menulis tidak hanya terjadi pada penulis pemula saja. Tetapi penulis senior pun sama. Hal yang membedakannya adalah mereka tahu cara mengatasi kebuntuan ide itu sedangkan kita hanya pasrah tau mau berusaha keluar dari kebuntuan ide itu.
Sebagai contoh berita dari hasil jalan-jalan, bayangkan kita sedang di sebuah pasar. Pengap, bau dan suara ribut penjual yang sahut-sahutan. Di sana kita menemukan kejanggalan lain, seperti harga kebutuhan pokok naik.
Disinilah titik awal sebuah fakta akan terungkap. Kita akan bertanya-tanya, mengapa dan bagaimana sehingga harga bahan pokok bisa naik. Inilah sikap skeptis wartawan yang harus muncul. Selalu bertanya-tanya dan mempertanyakan.
Mari kita coba memulai sebuah berita dengan mengacu pada konsep 5W+H
“Kita harus inovatif kalau tidak bisa kreatif. Kalau kreatif kita menciptakan hal yang belum ada, tapi kalau kita inovatif berarti kita memoles yang ada agar terlihat lebih menarik. Itulah yang saya namakan ATM, Ambil Tangkap Modifikasi” kata Adji Wicaksana, mahasiswa Institut Teknologi Bandung yang ketika itu sebagai keynotes speaker dalam agenda managerial organisasi yang diprakarsai oleh teman-teman Universitas Tadulako waktu itu.
Dalam menulis berita pun sama. Kita dituntut untuk inovatif kalau tidak bisa kreatif. Caranya sangat mudah. Kalau lagi malas keluar untuk mencari ide berita yang akan ditulis, buka aja Kompas.com, merdeka.com, detik.com atau tempo.co atau yang terbaru beritasatu.com.
Dari situs berita ini kita bisa menemukan berita yang cocok untuk berita lokal yang kemudian bisa kita jadikan berita lokal.
Misalnya saja di tingkat nasional, isu kematian Nelson Mandela. Nah, berita hangat itu kita mempersempit ke isu lokal.
Kita minta pendapat para pakar sosiologi misalnya, apa dampak sosial yang bisa jadi pelajaran dari kematian sosok Nelson Mandela. Maka akan ada banyak persepsi akan hal ini.
Disinilah kita akan menemukan data yang unik untuk disajikan. Memang beritanya sama, kedua-duanya bercerita tentang Nelson Mandela, tetapi dari sisi berita kita lebih unggul, sebab pembaca akan lebih dekat dengan sumber yang bercerita dalam berita.
Jadi kita tidak masuk ke ranah plagiat dan ide berita kita pun mengalir terus tanpa ada putusnya.
Hal yang sama juga dianjurkan oleh Suleman Bouty, Dosen bahasa Inggris, yang menjabat sebagai kepala Humas Universitas Negeri Gorontalo (2013).
“Kamu liputannya di kampus saja, tidak usah kemana-mana. Supaya tidak capek-capek” tuturnya saat bercakap di dalam kantor jurusan bahasa Inggris.
“Lah pak, kalau di kampus saya mau liputan apa? Tidak ada yang menarik selain berita sambutan rektor membuka acara.” Kilah saya waktu itu.
“Kampus ini tempatnya orang-orang cerdas. Di kampus ini semua bidang keilmuan ada. Tinggal baca berita yang lagi hot di tingkat nasional, terus suruh komentari kepada dosen yang punya relasi keilmuannya, selesai. Kan itu bisa masuk berita kampus, iya kan” Tanya dia meyakinkan saya.
Oleh sebab itu, untuk menjadi wartawan yang tidak pernah kehilangan ide menulis, kita tak hanya harus kreatif tetapi juga inovatif. Dengan demikian, kita akan menjadi wartawan yang kaya akan informasi.
Berbeda dengan Berita ATM tadi. Kalau ATM kita mengangkat isu dari media berita nasional kemudian ditanggapi oleh orang lokal. Nah, untuk Berita feedback, kita sendiri yang menciptakan isu untuk ditanggapi.
Perihal isu yang diangkat jangan sampai mengada-ngada. Harus ada fakta di lapangan.
Misalnya di Gorontalo marak hadirnya anak jalanan peminta-minta yang menggangu arus lalu lintas. Mintai aja komentar tentang tentang perilaku anak jalanan itu. Bisa ke Satuan Lalu lintas, karena berhubungan dengan ketertiban lalu lintas, bisa juga ke dinas sosial.
Siapa tahu, anak-anak itu jadi peminta-minta karena memang tidak punya keluarga. Maka harus ada solusi dari pemerintah terkait. Nah, tanggapan itulah yang kita kumpulkan untuk digoreng menjadi sebuah sajian berita.
Misalnya kebakaran, barulah kita bergerak untuk turun liputan. Lantas bagaimana jika tidak ada kebakaran, berarti kita nganggur dong?
Nah Jika kita selalu menunggu kejadian, maka sampai kapan pun kita akan menjadi wartawan pasif yang mati karena kehilangan kreatifitas menulis.
Sebenarnya, ada banyak cara yang bisa kita lakukan agar bisa menemukan ide berita yang ingin kita tulis.
Misalnya pergi ke pasar, pergi ke sentral berkawan dengan sopir angkot, penjual es atau bahkan peminta-minta di jalanan. Dari situ kita bisa menemukan banyak ide berita. Selain itu kita juga bisa mempersempit berita nasional ke tingkatan lokal.
Berikut ini langkah bagaimana menemukan ide menulis berita:
1. Temukan ide Menulis dari Aktivitas Jalan-jalan
Teknik menulis yang satu ini saya warisi dari teman-teman sahabat Forum Lingkar Pena.Teknik menemukan ide menulis itu adalah jalan-jalan santai. Ketika jalan-jalan, maka kita akan disuguhkan banyak fakta di lapangan.
Dari fakta itu akan terakumulasi menjadi fakta yang layak untuk disajikan dalam tulisan.
Cara ini sudah pernah diterapkan pula oleh penulis hebat seperti Gol A Gong. Menurut pengalamannya, dia banyak menemukan ide menulis dari setiap perjalanan.
Gaya menulis itu sudah menjadi bukunya yang berjudul, “TE-WE” yang berarti Travel Writer,
Dalam buku itu dia menjelaskan tentang proses kreatif menemukan ide untuk menulis.
Mulai dari ketemu dengan satpam Malaysia yang menganggapnya remeh bahkan mengira dia seorang pengemis. Sampai dengan cerita kehilangan kamera dalam perjalanan.
Semua kejadian dan pengalaman di perjalanan ditulis ketika dia waktu luang. Inilah sebenarnya gaya yang perlu ditiru. Ya meskipun tidak sepenuhnya bisa pas dengan masing-masing orang.
“Kalau terkena penyakit writer block, coba keluar dan temukan ide di jalanan” Terangnya saat memberikan materi pada agenda sehari menulis bersama Gol A gong, di ruang sidang Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo (2011).
Dari sini kita bisa memahami bahwa kebuntuan ide dalam menulis tidak hanya terjadi pada penulis pemula saja. Tetapi penulis senior pun sama. Hal yang membedakannya adalah mereka tahu cara mengatasi kebuntuan ide itu sedangkan kita hanya pasrah tau mau berusaha keluar dari kebuntuan ide itu.
Sebagai contoh berita dari hasil jalan-jalan, bayangkan kita sedang di sebuah pasar. Pengap, bau dan suara ribut penjual yang sahut-sahutan. Di sana kita menemukan kejanggalan lain, seperti harga kebutuhan pokok naik.
Disinilah titik awal sebuah fakta akan terungkap. Kita akan bertanya-tanya, mengapa dan bagaimana sehingga harga bahan pokok bisa naik. Inilah sikap skeptis wartawan yang harus muncul. Selalu bertanya-tanya dan mempertanyakan.
Mari kita coba memulai sebuah berita dengan mengacu pada konsep 5W+H
- Apa yang mahal?
- Dimana pasar itu?
- Sejak kapan harga itu naik?
- Mengapa dia mahal?
- Bagaimana tanggapan ahli/pemerintah/atau yang lainnya tentang hal ini?
2. Temukan Ide Menulis dengan cara Modifikasi
Dalam training managerial mahasiswa yang saya ikuti di palu pada tahun 2011, saya menemukan ide baru dalam menemukan ide menulis. Meskipun hal itu berbicara tentang manajemen, tapi hal itu ternyata bisa diterapkan dalam dunia kepenulisan, khususnya untuk menulis berita.“Kita harus inovatif kalau tidak bisa kreatif. Kalau kreatif kita menciptakan hal yang belum ada, tapi kalau kita inovatif berarti kita memoles yang ada agar terlihat lebih menarik. Itulah yang saya namakan ATM, Ambil Tangkap Modifikasi” kata Adji Wicaksana, mahasiswa Institut Teknologi Bandung yang ketika itu sebagai keynotes speaker dalam agenda managerial organisasi yang diprakarsai oleh teman-teman Universitas Tadulako waktu itu.
Dalam menulis berita pun sama. Kita dituntut untuk inovatif kalau tidak bisa kreatif. Caranya sangat mudah. Kalau lagi malas keluar untuk mencari ide berita yang akan ditulis, buka aja Kompas.com, merdeka.com, detik.com atau tempo.co atau yang terbaru beritasatu.com.
Dari situs berita ini kita bisa menemukan berita yang cocok untuk berita lokal yang kemudian bisa kita jadikan berita lokal.
Misalnya saja di tingkat nasional, isu kematian Nelson Mandela. Nah, berita hangat itu kita mempersempit ke isu lokal.
Kita minta pendapat para pakar sosiologi misalnya, apa dampak sosial yang bisa jadi pelajaran dari kematian sosok Nelson Mandela. Maka akan ada banyak persepsi akan hal ini.
Disinilah kita akan menemukan data yang unik untuk disajikan. Memang beritanya sama, kedua-duanya bercerita tentang Nelson Mandela, tetapi dari sisi berita kita lebih unggul, sebab pembaca akan lebih dekat dengan sumber yang bercerita dalam berita.
Jadi kita tidak masuk ke ranah plagiat dan ide berita kita pun mengalir terus tanpa ada putusnya.
Hal yang sama juga dianjurkan oleh Suleman Bouty, Dosen bahasa Inggris, yang menjabat sebagai kepala Humas Universitas Negeri Gorontalo (2013).
“Kamu liputannya di kampus saja, tidak usah kemana-mana. Supaya tidak capek-capek” tuturnya saat bercakap di dalam kantor jurusan bahasa Inggris.
“Lah pak, kalau di kampus saya mau liputan apa? Tidak ada yang menarik selain berita sambutan rektor membuka acara.” Kilah saya waktu itu.
“Kampus ini tempatnya orang-orang cerdas. Di kampus ini semua bidang keilmuan ada. Tinggal baca berita yang lagi hot di tingkat nasional, terus suruh komentari kepada dosen yang punya relasi keilmuannya, selesai. Kan itu bisa masuk berita kampus, iya kan” Tanya dia meyakinkan saya.
Oleh sebab itu, untuk menjadi wartawan yang tidak pernah kehilangan ide menulis, kita tak hanya harus kreatif tetapi juga inovatif. Dengan demikian, kita akan menjadi wartawan yang kaya akan informasi.
3. Temukan Ide Menulis Melalui Diskusi
Feedback adalah cara mudah juga untuk mendapatkan berita. Namun, cara ini tetap saja turun lapangan untuk menjemput balasan isu kita gulirkan.Berbeda dengan Berita ATM tadi. Kalau ATM kita mengangkat isu dari media berita nasional kemudian ditanggapi oleh orang lokal. Nah, untuk Berita feedback, kita sendiri yang menciptakan isu untuk ditanggapi.
Perihal isu yang diangkat jangan sampai mengada-ngada. Harus ada fakta di lapangan.
Misalnya di Gorontalo marak hadirnya anak jalanan peminta-minta yang menggangu arus lalu lintas. Mintai aja komentar tentang tentang perilaku anak jalanan itu. Bisa ke Satuan Lalu lintas, karena berhubungan dengan ketertiban lalu lintas, bisa juga ke dinas sosial.
Siapa tahu, anak-anak itu jadi peminta-minta karena memang tidak punya keluarga. Maka harus ada solusi dari pemerintah terkait. Nah, tanggapan itulah yang kita kumpulkan untuk digoreng menjadi sebuah sajian berita.
Demikian ulasan tentang tips mencari ide menulis. Semoga bermanfaat. Jika tertarik, sayajuga menulis tentang cara menulis review silakan jemput baca di sini ( Contoh Review Buku )
Cara Mudah Menemukan Ide Menulis Berita