Pentingnya Menentukan Tujuan Kuliah, ini Nasihat yang bisa Membantumu
“Kampus adalah rumahnya
inspirasi, pondoknya kreativitas, istananya para intelektual dan menaranya para
pemimpi”
Jika kamu mau melanjutkan studi, cobalah tanyakan kepada diri kamu sendiri, “ Apa sih yang saya cari di kampus?”. Jawaban yang kamu akan berikan, tentu akan memberikan efek besar dari perjalanan studi kamu beberapa tahun ke depan.
Pertanyaan itu memang cukup
sederhana. Tapi, belum tentu semua mahasiswa mampu menjawabnya. Ada sebagian
yang datang ke kampus, tujuan dia kuliah saja ia tak tahu. Katanya, pengen
kuliah doang. Mau jadi apa nantinya, “Let the time shows it later” biarlah
waktu yang akan menentukannya nanti.
Tak ada yang salah, jikapun
cita-cita atau tujuan kuliah, baru akan ditentukan setelah berproses di kampus.
Tapi biasanya, mahasiswa yang menentukan visi hidunya nanti setelah di kampus,
lebih banyak yang gagal daripada mereka yang telah punya visi atau tujuan
kuliah lebih awal.
Masuk arena kampus ibarat orang
mau perang. Sebelum berperang, tentulah kamu harus menyiapkan amunisi atau
bekal yang dibutuhkan ketika perang nanti. Baik itu makanan, senjata, peta,
kompas dan lain-lainnya.
Begitu pula dengan kuliah. Sebagai mahasiswa, harusnya
mempersiapkan bekal lebih awal. Biar ketika tiba di kampus, tidak bengong,
“Habis ini mau ngapain ya” jadi bingung sendiri.
Di kampus, kamu bakal menemukan
ratusan bahkan jutaan kisah “Tragis” yang menceritakan “mereka” mahasiswa yang
gagal dalam studi. Bukan karena mereka kurang cerdas.
Dari segi akademik,
mereka adalah memang anak-anak jempolan. Sejak sekolah dulu, mereka bahkan
menjadi juara terbaik. Tapi, tiba di kampus mereka gagal. Ada yang mengakhiri
status mahasiswanya dengan meraih gelar “DO” sebab kedapatan di
kost-kost-an melakukan mesum dengan pacar kampusnya.
Ada pula yang mati di
jalanan ditikam hanya karena gara-gara persaingan merebut pacar antar sesama
mahasiswa, bahkan ada yang menamatkan studinya di kampus hanya dengan nongkrong
sampai tengah malam dengan sebotol minuman yang memabukkan.
Tidak salah mereka berbuat
demikian. Tapi kamu perlu bertanya lagi, apakah benar itulah kehidupan yang kamu
cari di kampus?” Jika iya, maka merugilah kamu.
Orang tua yang selama ini
berjuang keras di bawah terik matahari, ibu yang rela menjadi babu mencuci
pakaian dari rumah ke rumah, ternyata hanya mendapatkan balasan dari anaknya
yang sukanya hidup berfoya-foya di kampus.
Teman-teman, mungkin kamu perlu membaca kisah ini. Sebagai bahan hikmah saja.
Suatu ketika, ada dua pekerja mendapatkan tugas untuk memperbaiki kebocoran dari sebuah bangunan. Saat mereka sampai di depan Lif, mereka tercengang dengan apa yang tertulis di papan pengumuman, “Lift sedang macet”.
Suatu ketika, ada dua pekerja mendapatkan tugas untuk memperbaiki kebocoran dari sebuah bangunan. Saat mereka sampai di depan Lif, mereka tercengang dengan apa yang tertulis di papan pengumuman, “Lift sedang macet”.
Sementara lantai apartemen yang akan mereka naiki ada 40 lantai. Karena semangat yang begitu besar, mereka
tetap berusaha menaiki lantai demi lantai dengan menggunakan tangga manual. Bawaan yang berat, tak membuat
mereka menyerah.
Keringat bercucuran deras dari wajah kedua lelaki ini. Nafas
mereka keluar masuk tidak beraturan. Tangga demi tangga mereka lalui penuh
semangat.
Berkat
kerja keras dan semangat yang tinggi, sampailah mereka di lantai teratas dari
bangunan itu. Setelah beberapa menit, salah seorang menatap wajah temannya,
lalu berkata “Aku memiliki dua kabar
yang ingin kusampaikan kepadamu. Yang
pertama kabar menggembirakan. Yang kedua adalah gambar yang menyedihkan”.
“Sekarang mulailah dengan kabar
yang mengembiarakan” kata kawannya.
“Kabar gembiranya adalah akhirnya
kita telah sampai di lantai teratas” katanya, sambil mengeringkan dahinya
dengan sebuah lenso.
“Baguslah. Berati kita berhasil.
Lalu apa kabar buruknya?”
Dengan nada marah, temanya
berkata, “ Ini bukanlah bangunan yang kita maksud!”
Tersesat.
Itulah nasib yang dialami dua pekerja tadi. Sudah menempu perjuangan yang
berat, menaiki tangga menuju lantai 40, ternyata mereka menaiki bangunan yang
salah.
Inilah akibat tidak punya target yang jelas. Mereka memang punya
semangat dan kemauan yang kuat. Tapi kurang memiliki perencanaan yang matang.
Walhasil, tujuan meleset, artinya menaiki tangga 40 lantai adalaah hal sia-sia.
Jika kamu tidak mau bernasib sama dengan tukang bangunan ini, maka Be smart,
buatlah cita-cita yang hendak dicapai di kampus. Agar kamu tidak tersesat lagi.
Ingatlah kawan! Tujuan adalah
kompas masa depan. Ia adalah alat yang paling canggih untuk mengarahkan hidup.
Jika kita mampu menentukan tujuan dengan baik, maka dunia pun akan bisa kamu
ditaklukan.
Belajar Dari Negeri Sakura
Rahasia bagimana mecancang masa
depan, mungkin kamu perlu bercermin ke Jepang. Negara ini berada di sebelah
timur Asia. Jepang hanyalah sebuah Negara kecil yang tidak begitu dihargai oleh
dunia, selain kecil juga diyakini enggak bakalan mampu bersaing dengan
Negara-negara raksasa yang luasnya berlipat-lipat dari negaranya.
Waktu bercerita terbalik dengan
kenyataan. Negara Jepang yang dianggap kecil, ternyata mampu bangkit dari
keterpurukan dan menempatkan negaranya sebagai salah satu Negara penguasa
industri dan teknologi.
Jika ditelusuri, negara ini
pernah porak-poranda. Kamu mungkin telah membaca peristiwa besar tentang jatuhnya
bom “Hiroshima dan Nagasaki”.
Jika iya, maka pikiran kamu akan diajak kembali
menelusuri masa silam tentang jatuhnya bom atom yang meluluhlantahkan dua kota
tersebut. Hancur lebur di perang dunia kedua.
Hiroshima adalah kota pertama
kali mendapat jatah bom atom pada tanggal 6 Agustus 1945. Setelah itu disusul
oleh kota Nagasaki pada tahun 9 Agustus 1945.
Peristiwa ini benar-benar membuat
Jepang hancur. Dari segi bangunan dan
fasilitas lainnya Jepang benar-benar lemah tak berdaya.
Pada
momen yang bersamaan, Indonesia pun mendeklarikan kemerdekaannya pada tanggal
17 Agustus 1945. Kedua negara Asia ini berpacu membangun negaranya
masing-masing dari dua kondisi yang berbeda.
Indonesia membangun negaranya dari
kemenangannya atas penjajah, Jepang membangun negaranya dari puing-puing
kehancuran, baik kehancuran segi sumber daya Manusia mau pun Infrasturktur.
Tahun
begitu cepat meninggalkan masa lalu. Kedua negara ini hidup dalam kondisi jauh
berbeda.
Kini, Jepang bukanlah negara hancur. Ia kini menjadi negara yang sudah
merajai teknologi. Orang-orang Jepang hebat dalam segi kapasitas keilmuan.
Prinsip hidup “Gambaru” berjuang sampai titik darah penghabisan, membuat Jepang
bangkit dari kehancuran.
Bagaimana
dengan Indonesia? Sayang, Indonesia jauh tertinggal. Bahkan saat Indonesia
ditimpa bencana, Jepang bersedia dengan suka rela mengulurkan tangannya
membantu korban Tsunami.
Meskipun mereka juga sering mengalami Tsunami, tapi
nyaris tak mendengar mereka meminta belas kasih dari Negara tetangga.
Apa rahasia keberhasilan Jepang?
Beberapa
hal yang membuat Jepang sukses adalah kekuatan sebuah visi, tujuan yang mantap
dan target yang tepat. Kamu tentu masih ingat seorang pemain bola asia yang
bisa Go Internasional, Nakata.
Kesuksesan seorang Nakata ternyata sederhana,
“Saya terinspirasi dari film Catain Stubatsa?” Jawab Nakata saat diwawancarai
oleh sebuah media. Lah, apa hubungannya dengan serial animasi itu dengan
kesuksesan?
Ternyata ada hubungannya. Jepang, jauh sebelum anak-anak mereka
menghadapai hari esok, dibuatlah serial film yang bisa mendidik anak-anaknya.
Seperti halnya film Captain Tsubasa.
Dalam film ini, digambarkan
bagimana anak-anak Jepang merajai dunia sepak Bola. Doktrin ini kemudian
memberikan stimulus kepada anak-anak untuk terus berlatih. Dengan satu impian,
satu saat menjadi anggota timnas dari negaranya dan berdiri di sebuah panggung
menjadi pemenang.
Walhasil, Nakata adalah produk dari Film captain Tsubasa itu.
Begitulah cara Jepang menentukan tujuan ( Visi Hidup) kepada anak-anak mereka.
Kamu pun mampu melakukan hal yang
luar biasa melebihi apa yang telah dilakukan oleh Jepang. Asalkan, kamu
berjanji pada dirimu akan serius dengan target dan tujuan yang telah kamu
coret dalam selembar kertas.
Perlu diingat bahwa tujuan adalah
senjata yang dipakai untuk meraih kesuksesan di kampus. Tidak ada rumus lain
yang lebih canggih dari itu.
Jika kamu mampu menyusun target masa depan serapi
mungkin, maka kamu akan mampu melalui setiap goncangan dahsyat saat masa-masa
sulit di dunia ini, termasuk di kampus.
Sekarang, jika kamu masih belum
tahu, apa yang kamu cari di kampus, segeralah ambil sebuah kertas, pena dan
mulai tuliskan semua mimpi dan tujuan kamu kuliah.
Siapa tahu, ini adalah surat
sakti yang akan mengantarkan kamu di puncak kesuksesan.