Tipikal Teman Kampus yang Ngeselin dan Cara Mengatasinya
Kalau kamu ingat bukunya Dale Carnegie, tentu kamu tahu bagaimana cara mencari kawan dan memengaruhi lawan.
Buku ini erat kaitannya dengan urusan hasrat manusia. Tentang ingin dihargai, merasa paling jago, sampai pada titik menolak pendapat orang lain.
Untuk itu, mari kita bedah tipikal teman di kampus yang ngeselin ini sambil nerapin (Sedikit) ilmu Carnegie, siapa tahu kamu punya teman yang sama.
Teman yang Suka Ngomong Non Stop
Misalnya. Jika waktu diskusi 30 menit maka rata-rata teman seperti ini bisa ambil jatah 20 menit. Yang lainnya dikasih waktu injury time doang. Ngeselin ngak? Pasti dong!
Biasanya juga, tipikal teman kuliah kaya gini, agak sombong kalau sedang ngomong. Baca satu buku langsung aja pamer sana sini soal pengetahuannya.
Bertemu siapa aja, itu aja yang dibahas. Materi yang sama, gaya berceritanya juga sama, yang jelas hanya beda lawan bicara aja. Nah, kita yang udah pernah dengar dia ngomong itu dan berulang, pasti ngeselin kan? Tambah kesel pastinya.
Jika sedang di dalam kelas, biasanya juga dia paling rajin bertanya. Kalau bertanya, muter-muter, ngutip inilah ngutip itulah, maklum untuk gaga-gagahan sebagai saintis. Biar kelihatan keren.
Padahal bisa aja langsung ke pertanyaan. Straight to the point. Ini pertanyaan saya. Karena ini bla...bla.. Selesai. Ngak usah berteori panjang.
Lalu kalau ada yang bertanya dia langsung meremehkan, seperti menganggap pertanyaan orang lain tuh ngak bermutu seperti dia. Biasanya kalau ada temannya yang salah sebut satu kata, dia langsung reaktif.
"Huhhh...,wuhh...., lah..."
Nah, bagaimana mengatasi orang seperti ini?
Saya sarankan tunggu momen balas dendam. Dendamnya harus cantik dan terencana.
Sebelum masuk kuliah, pastikan kamu baca materinya dengan saksama. Lihat celahnya dan babat di sesi diskusi. Sekali-sekali dipermaluin ngak apa-apa. Biar dia belajar bagaimana perasaan tidak enak dikebiri pengetahuannya.
Juga agar dia sadar betapa ilmu pengetahuan itu luas. Bacaan setiap orang beda-beda dan wawasan juga beda-beda. Artinya, ketika berhubungan dengan manusia, jangan sok menggurui. Karena kita tidak tahu buku apa saja yang sudah orang lain baca dan kuasai.
Apalagi di era digital sekarang. Mau akses pengetahuan apa aja bisa dalam hitungan detik sudah tersedia di layar handphone.
Dalam sebuah games peperangan ada istilah Counter attact, bertahan lalu serang. Istilah ini juga sebenarnya berlaku pada kita dalam realitas sosial. Siapa yang banyak omong, sekali-kali kita hit and freeze. Biar kesadarannya muncul.
Kalau ngak gitu, teman itu makin conggak dengan pengetahuannya. Sekali-kali di-atttact. Biar dia sadar diri.
Saya sebetulnya juga tipikal orang yang suka sekali ngomong, tapi saya sudah punya trik sendiri untuk menahan ego itu. Biasanya kalau lagi ngumpul, kalau terlihat saya sudah mulai menguasai kelompok, maka saya akan mundur pelan-pelan dan tak terasa saya diam.
Di saat begitu, saya langsung mengajukan pertanyaan kepada orang lain, agar arah pembicaraan tidak lagi berfokus pada saya. Dengan melemparkan pertanyaan, itu artinya saya memotivasi orang lain agar berbagi.
Cara lainnya, saya akan alihkan dengan menyebut salah satu nama dari orang-orang yang duduk, langsung bertanya soal aktivitas yang sifatnya basa basi agar saya berhenti nhomong soal saya melulu.
Saya sendiri memahami kelamahan ini setelah membaca buku motivasi. Alhasil, saya mengenal diri sendiri dan tahu cara mengatasinya. Termasuk perkara suka ngomong non stop ini.
Jadi, intinya untuk tipikal teman yang suka ngomong harus di-setop dengan cara elegan. Kalau misalnya tidak mau dengan cara baik-baik, ya dengan cara bombastis juga ngak-ngak apa. Hittt....
Tipikal teman Kampus yang Apatis
Di kampus banyak yang begini. Sehabis kuliah langsung pulang. Dan ngerjain tugas biasa suka sendiri aja. Biar aman dan tidak terganggu katanya. Dan parahnya kalau ada tugas, paling males ngingatin teman-teman sekelas. Dia ngak peduli teman-teman udah selesai apa belum.
Yang terpenting baginya adalah tugasnya selesai, orang lain belum, atau lupa, masa bodoh.
Padahal, dalam perkuliahan, bisa saja diantata kita lupa. Apa susahnya sih mau ngingatin teman. Kan ngak ngabisin paket data sekali posting di group medsos atau kelompok chat online. Iya kan?
Parahnya lagi, kalau dia lupa bikin tugas, dia langung marah-marah kalau tidak dingatkan. Dan kalau ingat, langsung nanya-nanya ke teman. Semua hampir dijapri karena ingin memastikan infonya valid apa tidak.
Setelah itu, dia matikan jaringan chat dan langsung garap tugas sendiri ngak lanjut share bacaan yang dia dapat.
Apatis kan kaya gitu? Ya pasti dong.
Nah, cara menghukumi orang tipikal begini bisa dengan jurus " The order of silent man". Maksudnya sih cuman mau bilang hukumi dengan didiamkan oleh teman sekelas. Paling tidak, tiga hari dihukumi diam seperti itu.
Pokoknya kalau dia ngomong ngak usah ditanggapi. Cukup manut-manut aja, lalu diam. Ngak usah kasih komentar apa-apa. Bayangkan kalau sekelas ngak ngomong sama dia, bisa bisulan kepalanya. Ya stress-lah.
Apa menghumi seperti itu kejam? Ya enggaklah. Toh itu juga pernah dilakukan oleh pendahulu kita. Dalam Islam misalnya, para sahabat yang berpura-pura atau tidak sengaja sekalipun, tidak ikut agenda o
perang, itu dia auto dikucilkan dengan cara tidak diajak bicara.
Sahabat itu lalu mengadu sama rasul, eh malsh disuruh bertaubat dan tidak mengulangi perbuatannya. Jadi, jangan khawatir menghukumi orang apatis. Ngak usah ragu-ragu. Itu juga buat kebaikan dia. Biar besok-besok taubat dan sikap apatisnya.
Nanti, setelah dia sadar dan menyesal kita rangkul lagi jadi teman. Beri perhatian dan kalau perlu traktirlah dia biar terobati. Karena kalau tidak bisa mati gantung diri dia. Hehehe..hehe...
Tipikal Teman yang Suka Nge-Gank.
Aturan Gank biasanya, makan harus berjamaah. Belajar harus berjamaah. Tidur barangkali juga harus berjamaah. Pokoke, everthing must be in the same activity. Mungkin beol barangkaki sendiri-sendiri. Karena kalau berjamaah ngak bisa bayangin kondisi. Apa saling lempar kentut apa gimana. Hehehee...hehe...
Nah, kalau ketemu dengan teman suka nge-Gank, segera datangi. Daftarlah di anggota Gank mereka. Alih-alih jadi member setia group. Tapi datang ke sana bukan ikutan melawat ke mana-mana. Culik aja satu persatu anggota Gank itu. Misalnya ajak si A jalan pisahkan dari Gank. Lalu besoknya lagi si B, ajak jalan tanpa ada Gank.
Nah, setelah mereka merasa bahwa ternyata jalan berdua atau bertiga aja bisa lebih seru ketimbang banyak. Malah ngak efektif. Nah, ketika citra itu kita bisa tanamkan pada teman anghota Gank fanatik ini, lambat laun anggota ini bisa sadar.
Paling tidak mereka menerima lingaran pertemanan baru dan beraktivitas di luar Gank-nya. Memang tidak mudah, tapi usaha ini layak dicoba.
Karena Nabi dan Rasul saja puluhan, bahkan ratusan tahun, hanya bisa mengislamkan beberapa orang saja. Apalagi kita. Ya intinya butuh kesabaran, dan bekerjalah mengarahkan orang ke hal-hal baik.
Okey friends, saya kira itu aja celoteh hsri ini dari saya. Udah pegal tangan ngetik di Handpone. Ngak pake laptop soalnya. Ribet dan berat. Jadi tulisan saya ini saya produksi di notes hape aja. Biar santai nulis, ngak harus buka lepi segala.
Semoga artikel ini bermanfaat. Jangan lupa subscibe email kami di bawah ya. Salam.